Menjadi Pahlawan Pena, Wartawan Sejati Mesti Bermental Singa

PEKANBARU,Berita Permata.com|| Direktur Utama (Dirut), Lembaga Pendidikan Wartawan, Pekanbaru Journalist Center (PJC), Drs. Wahyudi El Panggabean, M. H., menyebut, kesuksesan  akan diraih mereka yang menjadikan Wartawan sebagai, “panggilan hati”.

“Inilah modal dasar bagi seorang yang ingin jadi Jurnalis sejati. Memilih jadi Wartawan, saat hatinya benar-benar terpanggil,” kata Wahyudi, Sabtu (18/11) pada sesi “Pelatihan Jurnalistik”.

“Pelatihan Jurnalistik” itu ditaja PJC secara hybrid (off – line & on – line, via zoom). Secara off – line acara dipusatkan di “Markas” PJC, Perum. Taman Dutamas, Pekanbaru.

Secara on – line pelatihan ini diikuti 57 peserta mewakili 17 Provinsi di Tanah Air. Aceh hingga Papua. Acara dibuka, Direktur Bidang Hukum, PJC, Asmanidar, S.H.

Peserta pelatihan terdiri dari: Wartawan, Pemimpin Organisasi Pers, Advokat, Polisi, Guru, Mahasiswa, pejabat Pemerintahan dan Pengusaha.

Selain Wahyudi, pelatihan ini juga menampilkan, Direktur Bidang Pendidikan, PJC, Abdul Kadir, S.Pd.,M.Pd., M.I.Kom, sebagai pembicara: “Strategi Praktis Menulis Berita”.

Pemimpin Redaksi, HaloBintang.Com, Leli Maslina, S.H., tampil sebagai Master of Ceremony (MC).

“Bekerja atas “panggilan hati” akan menggugah tekad, keberanian serta integritas mengemban setiap profesi Jurnalisme yang dijalaninya,” tegas mantan Wartawan Majalah FORUM Keadilan itu.

Menurut Wahyudi, sederet formalitas  seperti, “Kartu Pers” dan embel-embel Ijazah sampai ke predikat Uji  Kompetensi Wartawan (UKW) tidak akan mendukung, jika Wartawan dijadikan sebagai profesi alternatif.

“Jika hati Anda benar-benar terpanggil untuk menjalani tugas Jurnalistik, tidak ada yang akan Anda takutkan, kecuali Tuhan,” tegas Wahyudi dengan suara menggelegar.

Wahyudi yang telah menekuni dunia Jurnalisme, lebih 35 tahun itu, kemudian memperkenalkan tugas dan fungsi Wartawan sebagai pemburu informasi kebenaran.

“Dengan mengenali tugas Wartawan secara hakiki, Anda bisa memutuskan: apakah Anda terpanggil atau tidak,” katanya.

Menjadikan Wartawan sebagai alternatiif, katanya, karena belum beroleh pekerjaan komersil, merupakan suatu kekeliruan.

“Jika itu yang Anda lakukan, saya hampir memastikan Anda akan gagal,” tegas Wahyudi.

Lebih jauh dikatakannya, “panggilan hati” akan memupuk kecintaan pada profesi yang melahirkan karakter dan integritas seorang Jurnalis sejati.

“Sebagai seorang ‘Pahlawan Pena’ Wartawan mesti bermental Singa. Jangan menjadi pengecut. Apalagi, jadi pengemis,” tegas Wahyudi.

Profesi Wartawan, demikian Wahyudi, adalah profesi mulya yang hanya layak disandang orang-orang yang berahlak mulya.

“Jangan takut: Miskin. Jangan khawatir tak dapat uang. Rezeki sudah diatur Tuhan. Tak ada yang bisa menghambat rezeki. Rezeki juga tidak akan tertukar,” ungkap Wahyudi.

Wahyudi kemudian menyarankan, peserta Pelatihan untuk terus belajar dan berlatih secara kontiniu dan konsisten.

“Jika Anda terus berikhtiar dengan menekuni profesi ini sepenuh hati, Anda layak memetik hasilnya. Jurnalis jembatan Emas menuju sukses,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *