Zero PETI: Slogan Bak Papan Nama Berdebu, Tambang Ilegal Menari di Kebun PT Agrinas Palma Nusantara

Berita Permata.Com||Kuantan Singingi,     Slogan “Zero PETI” yang pernah dikibarkan layaknya panji perang oleh Bupati Kuansing bersama Kapolda Riau, kini tak lebih seperti papan nama berdebu di pinggir jalan: ada, tapi tak berdaya.

Di balik rindang perkebunan PT Agrinas Palma Nusantara-eks Duta Palma tepatnya di Divisi 7 dan 8, Titian Modang Desa Kopah, Kecamatan Kuantan Tengah, mesin-mesin rakik dompeng berdengung bagai orkestra besi, menggerus tanah tanpa rasa gentar. Rabu (17/9/2025), dari kabar yang dibisikkan warga, sedikitnya 15 unit mesin beroperasi bebas, seolah hutan dan sungai hanya panggung sementara sebelum hancur.

Sementara itu, janji pemerintah dan aparat untuk mencabut akar-akar PETI justru layu sebelum berkembang. Warga pun melontarkan sindiran getir di sebuah warung kopi.

“Yang kecil-kecil dicabut sampai ke akar, tapi yang besar dibiarkan tumbuh jadi pohon raksasa. Di kebun itu kan ada penjaga, ada aparat, tapi kenapa mesin-mesin itu bisa menari bebas? Apa mereka tutup mata?” keluh seorang warga.

Pertanyaan itu bergaung di tengah masyarakat, karena keberadaan aparat di perkebunan seharusnya menjadi pagar besi. Namun kenyataan di lapangan, pagar itu justru seperti gerbang terbuka, memberi jalan bagi para penambang ilegal melenggang dengan tenang.

Situasi ini tak hanya merobek janji Zero PETI, tapi juga menampar wajah penegakan hukum di Kuansing. Bagai pedang yang hanya tajam ke bawah namun tumpul ke atas, hukum terlihat garang saat menindak dompeng kecil milik rakyat, tetapi seolah bisu ketika berhadapan dengan mesin-mesin besar di tanah perkebunan.

Kini, publik menanti: apakah slogan Zero PETI akan bangkit jadi panji yang benar-benar berkibar, atau tetap menjadi hiasan kata-kata kosong yang pudar ditelan deru mesin tambang.